Tuesday, 4 June 2013

Cerita Cinta Kami :)


Ketika itu aku masih saja sibuk dengan urusanku, tiba-tiba dia datang menghampiri ku dan kami mulai berkenalan. Lama kelamaan menjadi dekat dan tiba waktunya dia mengutarakan perasaannya terhadapku. Aku yang masih bingung dan tidak punya pengalaman tentang menghadapi hal seperti itu malah senyum-senyum sendiri dan mengatakan hal apa saja yang ada dipikiranku pada saat itu. Untungnya dia tidak menertawakan tingkah ku yang bingung dan aneh tak menentu ketika itu. Haha J aku mulai mencobanya dan ingin tau rasanya jika memiliki seorang pacar. Awal mula masih biasa-biasa saja karena belum terbiasa dengan status terbaruku yang memiliki seorang pacar, tapi setelah lama kulewati hari bersamanya diriku dan dirinya seakan menyatu dan berbaur menjadi butiran-butiran pasir yang tidak ingin untuk terpisahkan. Sehingga perasaanku terhadapnya semakin kuat dan rasa sayangku padanya mempunyai impian dan harapan yang begitu banyak. Aku tidak perduli dengan tingkah lakunya yang kadang membuatku marah dan kesal, sehingga kami juga sering bertengkar karena hal sepele. Aku juga tidak perduli dengan latar belakang keluarganya ataupun masa lalunya yang kelam. Aku hanya perduli terhadap satu hal, yaitu dia bisa menyanyangiku dan menjagaku setulus hatinya tanpa pernah membuatku merasa kecewa karena dirinya. Karena bagiku seorang yang menyanyagiku dengan tulus pasti akan menjaga harkat dan martabatku sebagai seorang perempuan.
Tidak terasa hubungan kami sudah cukup lama berlalu dan waktu yang kami lewatipun memiliki kenangan dan kisah tersendiri di pikiran dan ingatanku.
Waktu tau bahwa dia akan pulang kekampung halamannya, aku sangat sedih dan menharapkan agar dia tidak pergi. Tapi aku juga tidak boleh egois terhadapnya karena ia rindu bertemu keluarganya disana. Meskipun hanya tiga hari dia disana tapi hatiku sangat merindukannya. Apalagi dia tidak ada memberi kabar kepadaku, betapa paniknya aku menungggu kapan ia memberitahukan kalau dia sudah sampai disana dan apa yang sedang ia lakukan. Hingga pada esok lusa aku mendapat kabar darinya melalui sms yang ia kirim, meskipun begitu tetap saja perasaanku merasa sedih karena ia tidak menghubungiku sesampainya disana.
Dengan perasaan sedikit kecewa, aku menghubunginya lewat telpon. Tetapi responnya terhadap ku tidak begitu gembira ketika mendengar suaraku, padahal aku berharap kalau dia akan senang jika mendengar suaraku juga. Mungkin aku tidak boleh egois terhadapnya, seharusnya aku pun membiarkan ia sejenak menikmati kumpul bersama keluarga yang hanya beberapa hari saja.
Petang harinya ia pun memberitahukanku jika dia akan pulang kemedan pada hari itu juga. Ada rasa senang yang singgah dihatiku karena mendengar kabar darinya kalau dia akan kembali ke Medan untuk kuliahnya besok dan juga bertemu denganku lagi. Akupun menghilangkan rasa sedihku karenanya.
To be continue...

No comments:

Post a Comment