Tuesday, 4 June 2013
BIARKAN AKU MENGUKIR MIMPI
Ragaku,aku datang di saat matamu terpejam dalam kesunyian malam, ketika saraf-sarafmu lunglai di ufuk impian.
Di atas ranjang,kulihat asa berputar dari balik sekat yang menggelayut diantara hembusan nafas dekilmudan sesekali telapak kusutmu mengusap peluh yang menguap dari kening lembutmu,sedang kau berbaring dalam keadaan telanjang layu.
Aku miris menyaksikan itu, ragaku !
Aku tahu, kemarin kau kecewa dengan sikap tak acuhku...
aku menundukkan mata, tatkala kau berlonjak girang dan berkata ; “ Jiwaku…, lihat tarianku di ujung pelangi itu !”
Namun, tahukah engkau duhai ragaku ??
saat ini aku datang padamu karna hasratku cemburu melihat Tsuroya tersenyum menatap bujurmu,
dia melambai sembari mengelukan mimpimu dari altar ke-AKU-an yang Azal nan Abadi.
Ragaku,
bangunlah !aku datang untuk merajut tarian itu di ujung pelangi bersamamu.
Kenapa kau diam ??
haruskah tetesan air mataku sampai menggenangi telanjangmu, agar kau bisa terjaga.
Apa yang terjadi denganmu, kasihku ??
bukankah layar Hidir kini telah mengembang ditelapak lapang samudera.Bahkan,
Tiidakkah kau ingin mengarungi samudera bersama Musa sembari mengecup tapaknya.
Ragaku !jangan sampai kau terdampar dalam keangkuhan cadas atau apalah itu...
karna sejatinya semua itu lahir, ketika mimpimu merangkak dalam bias cahaya.
Katakan dengan lantang duhai ragaku !bahwa “ini duniaku dan NYA.”
maka akan aku tunggu kau di pelataran sang fajar…
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment